Awal menapakkan kaki di negri atas awan

  Tas hitam merek eiger segera ku cangklongkan dipundak.tergesa-gesa aku  menuruni tangga bus ketika bus yang kita tumpangi  jurusan surabaya-malang  berhenti di terminal pandaan. kubetulkan posisi tas kembali, memosisikanya agar melekat rapi dipundak sembari menengok kebelakang memastikan 2 sahabatku,ical dan miloen benar-benar turun mengikuti langkahku.

setibanya kami diterminal pandaan kami langsung disambut seorang calo angkutan umum, perawakanya seperti bapak-bapak berusia kisaran 40 thn, mengenakan celana hitam selutut dan kaos biru polos. agaknya ia ingin menanyakan dari mana dan akan kemana kita pergi

    " arep.e nang ndi mas? "

    "ajeng.e ten Trawas,Mojokerto pak"

   " numpak len/metro werno biru    

     iku, langsung jurusan terawas " sambi menunjukkan telunjuknya.

     " ngeh pak "

mendengar saran dari miloen kita tidak serta merta mengikuti arahan bapak calo.  miloen menyarankan  agar menelpon terlebih dahulu teman kami yang ada dimojokerto, dirinya juga menginstruksikan agar kami beristirahat dulu, sekedar menelonjorkan kaki setelah lelah menempuh tidak kurang dari 2 jam perjalanan.

   Terminal Pandaan tidak jauh beda halnya terminal pada umumnya, bahkan mungkin lebih kecil mengingat terminal ini hanya menjadi pemberhentian bus sementara dan pengkolan metro.   suasana terminal saat ini sedikit sepi. hanya ada dua angkotan umum yang sedang beroprasi,itupun di dalamnya tak lebih berisi dua penumpang, selebihnya angkotan umum hanya berjejer dipengkolan dan tidak beroprasi. hal ini agaknya wajar mengingat hari sudah menginjak sore, panas matahari yang sebelum kita berangkat terasa nenyengat diubun-ubun kepala kini sudah lebih bersahabat,cahayanya juga sudah menyibak. kami berangkat dari kota pudak sekitar jam 2 siang dan baru sampai diterminal ini hampir jam 4 sore, perjalanan yang melelahkan pastinya. 

kami duduk diatas tumpukan paving yang menjadi batas jalan setapak. aku melalukan gerakan seperti apa yang dilakukan ical disampingku, menyelonjorkan kedua kaki dan memijatnya pelan-pelan. posisi kami duduk tidak jauh dari terminal itu,tepat diarah utara kami ada dua warung yang sedang buka,kulihat dari jauh salah satu warung itu menyediakan berbagai makanan, aku melihat sekilas dari menu yang ada didepan warung itu ada berbagai masakan, nasi pecel,nasi lodeh, sayur asem,kerengsengan dan berbagai macam lauk. sementara disampingnya warung yang juga berukuran sama tapi sedikit ramai, warung itu agak pantas disebut warkop karena  hanya sekedar menyediakan kopi,minuman dan mkanan ringan.aku mengamati dua bapak yang sedang menyeruput es dan kopi, segarnyaaa!! . seakan paham atas apa yang aku rasakan miloen disamping ical bangun dari duduknya.

    " tuku ngombe t gk ke? tak titip.i , aku ape tuku ngombe ngarai "

    "y titip aku, teh pucuk seng anyep "

aku mengeluarkan selembar uang dari saku celana, biasanya ketika perjalanan apalagi mengunakan transportasi umum aku selalu menyiapkan uang pecahan di saku, sekiranya sekedar untuk membayar transportasi ketika pergi dan beli minum, hal ini bertujuan untuk meminimalisir agar tidak sering" membuka dompet

    

Bersambung....

Posting Komentar

0 Komentar