Andaikan ada kata yang lebih baik dari
"terima kasih" maka beribu-ribu kata akan ku ucapkan, Andaikan ada
pemberian yang lebih indah dari "bunga mawar" maka niscaya akan
kuberikan, bahkan Andaikan tinta bisa melukiskan maka lembaran-lembaran kertas
pun rela ku goreskan. akan tetapi, kata "terima kasih" tidak lah
cukup untuk membalas kerja kerasmu, "bunga mawar" terindah didunia
pun tidak sebanding jika diukur dengan jasa-jasamu, bahkan tinta emas pun tidak
sangup untuk melukiskan perjuangan dan pengorbananmu. entah perasaan apa yang
tergambarkan dalam diriku ini, antara bahagia tapi bercampur dengan tegang dan sedih.
tidakkah aku sekarang melihat pangung megah di depan sana, sebentar lagi di
atas pangung itu dengan ditonton banyak pasang mata, aku akan di wisuda dan
dinobatkan sebagai sarjana terbaik. tidakkah aku bisa membayangkan setelah
lulus ini dengan mudahnya aku bisa mendapatkan pekerjaan mapan, bahkan sebelum
aku lulus pun tak sedikit pengusaha yang menawari agar aku bekerja
diperusahaanya. tidakkah cukup semua itu bisa membuat aku bahagia?, tidak!, aku
tidak merasa bahagia karena orang yang sangat berjasa dalam hidup tidak bisa hadir duduk dijajaran tamu VIP.
jika ada orang yang paling
aku cintai di dunia ini selain ibu maka maka itu adalah kakak kandungku. 15
tahun lalu, hal buruk menimpa keluarga kami. angapanku mengenai ayah yang
menjadi sosok panutan ternoda ketika ia menghianati keluarga. Ayahku pergi
dengan wanita simpananya dan meniggalkan kita begitu saja tanpa rasa bersalah.
semenjak itu keluargaku mulai terpuruk, aku mulai membenci ayahku. ibuku harus
rela bekerja keras demi menghidupi kita berlima. disitulah kakak kandungku yang
menjadi anak pertama benar-benar menjadi sosok tulang pungung mengantikan ayah.
ia rela mengubur dalam-dalam impianya menjadi sarjana dan putus sekolah dikelas
awal bangku aliyah demi bekerja membantu ekonomi keluarga, juga agar adek-adek
kandungnya tetap bisa melanjutkan sekolah. bahkan ketika aku sangat membenci
ayahku dan tidak pernah mengangap lagi ayah pernah hadir dikehidupanku, kakakku
lah yang selalu menasehatiku, bahwa bagaimanapun juga ayah tetap ayah. andaikan
ayah tidak ada maka kamu juga tidak akan pernah ada. dari kerja keras kakakku
itulah keluarga kami sedikit demi sedikit mulai berubah. aku justru belajar
banyak dari kakakku hingga aku tidak menyangka bisa mencapai prestasi setimggi
ini.
tapi hal yang
mengagetkanku datang justru diwaktu yang kurang tepat. lima menit lalu ketika
aku telah memasuki pangung wisuda aku justru mendapat kabar bahwa kakakku
sedang dirawat dirumah sakit. dan dari penuturan dokter ia memiliki penyakit bawaan yang telah lama
ia idap bahkan aku pun selama ini tidak mengetahuinya. aku takut jika kakakku
tidak bisa menyaksikam kesuksesanku, aku tidak membayangkan bagaimana jika aku
tidak bisa berada disampingya diwaktu-waktu terakhirnya. aku berjanji, pangung
ini akan menjadi saksi bagaimana keberhasilanku sekarang adalah berkat jasa dan
pengorbanan kakak kandungku, seaula ini akan menjadi saksi bahwa dibalik
kesuksesan seseorang pasti ada pengorbanan seseorang dibaliknya
0 Komentar